"PENGUATAN PERBENIHAN TERSTANDAR, PASCA PANEN, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL"
Tanah Merah 2 November 2023 Dirjen Perbenihan Perkebunan Kementrian Pertanian bekerja sama Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Papua H. Sulaeman L. Hamzah mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) perbenihan, Pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
BSIP Papua sebagai Narasumber yang di wakili Frans Palobo, M.Si diikuti oleh Penyuluh Perkebunan, petani OAP Boven Digoel yang merupakan petani karet tergabung dalam kelompok tani dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Boven Digoel. Namun sebelum bimtek diawali sambutan Sulaeman
Menyampaikan komoditi perkebunan dinilai sangat cocok, selain karet di Boven Digoel juga punya hutan sagu yang harus dimaksimalkan untuk menopang tanaman pangan, selain itu pula di Boven Digoel juga ada Kopi, kakao maupun coklat yang juga diminati oleh pasar dunia
“Kita tidak bisa hanya bertahan dengan tanaman karet saja, tanaman perkebunan lainnya kita juga harus galakkan karena bila harga karet turun, masih ada komoditi lain yang bisa mengimbangi sehingga ekonomi keluarga kita tidak sampai berpengaruh sampai meminta-minta pemerintah harus turun tangan.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Boven Digoel, diwakili kabid produksi tanaman perkebunan Yohanis Takke juga mengakui bahwa komoditas utama di Papua Selatan adalah Karet dan untuk saat ini masyarakat Boven Digoel mengalami kendala dalam hal pemasaran hasil panen karet salah satu factor penyebabnya adalah pangsa pasar dunia karena harga karet ditentukan oleh fluktuasi dolar apabila harga karet dunia naik, maka harga karet di petani juga ikut turut naik jadi bukan pemerintah yang atur harga karet.
“Selama ini yang kita tau banyak warga yang mengeluh terkait rendahnya harga karet,” ujar Takke.Disamping komoditas unggulan, lanjut Takke, Boven Digoel juga memiliki komuditas lainnya yang memiliki syarat tumbuh tanaman misalnya Kopi, Coklat, Kakao, Fanili serta Lada.
Dalam bertani kita tidak bisa tergantung dari satu komuditas tertentu karena hal ini akan berisiko terhadap ekonomi masyarakat. “Misalkan harga karet tidak naik tetapi dalam satu sisi kita tidak memiliki tanaman perkebunan yang lain, kita mau makan apa,”ujarnya.
Kabupaten Boven Digoel merupakan salah satu penghasil karet yang selama ini memang ditekuni oleh masyarakat, akan tetapi untuk beberapa tahun terakhir pasar karet sementara melemah. Dan itu merupakan salah satu yang membuat masyarakat petani karet Boven Digoel tidak bergairah. Namun, Dirjen Perkebunan yang diwakili kordinator program Ratna tidak berhenti terus mendorong agar komoditi ini sebisa mungkin dipertahankan atau ditingkatkan karena suatau saat harga karet ini juga akan melambung tinggi. Pada saat selesai pemaparan materi dilakukan diskusi dan tanya jawab peserta sangat antusias memberi pertanyaan.