
Teknologi dan Tradisi Sagu Bertemu di Jayapura: Fakfak Kunjungi BRMP Papua
Sagu (Metroxylon sagu) merupakan salah satu tanaman pangan lokal yang memiliki nilai strategis, terutama di kawasan Indonesia Timur seperti Papua, Maluku, dan sebagian Sulawesi. Sebagai tanaman endemik kawasan tropis, sagu telah lama menjadi sumber karbohidrat utama bagi masyarakat adat dan merupakan bagian penting dari budaya serta kearifan lokal. Kabupaten Jayapura adalah wilayah yang kaya akan keragaman jenis sagu di Indonesia. Dari berbagai aksesi yang ada (sekitar 60 aksesi Sagu lokal), terdapat sagu-sagu unggul dengan produksi pati kering diatas 300 Kg/pohon.
Sagu Yebha, adalah jenis sagu yang mampu beradaptasi luas baik lahan kering maupun lahan rawa memiliki keunggulan produksi pati basah hingga 1000 kg/pohon dan pati kering 450-520 Kg/pohon.
Tidak hanya Yebha terdapat Rondo yang potensial untuk dikembang menjadi sagu Genja dengan minimal pengolahan sehingga dapat dimakan sebagai pengganti roti serta varietas Dowbeta, yaitu sagu berduri hasil produksi diatas 300-420 Kg/pohon.
Sebagai sumber plasma nutfah sagu, Kabupaten ini dapat menjadi wilayah edukasi sagu bagi berbagai pihak yang memiliki perencanaan pengembangan sagu terkait budidaya dan olahannya.
Terhitung 2 hari dari tanggal 7 & 8 Juli 2025, BRMP Papua menerima kunjungan dari Dinas Pertanian Kabupten Fakfak. Tujuan kunjungan seperti yang disampaikan Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Produksi Perkebunan, Petrus A. Triadmodjo, SP.,ME guna terkait penyelenggaraan layanan teknologi budidaya dan olahan tepung sagu.
Kunjungan 2 hari tersebut dirangkai dalam diskusi bersama tim teknis Sagu BRMP Papua serta kunjungan lapang ke Dusun Sagu Huruwakha, Kampung Yobeh untuk melihat secara langsung habitat Sagu Yebha serta jenis sagu potensial lainnya dan diakhiri kunjungan ke UMKM Kelompok Tani Wanita Huruwakha.