"BSIP Papua Kawal Pemeliharaan Tanaman dan Percepatan Tanam Jagung di Keerom"
Senin (19/06) BSIP Papua turut mendamping percepatan tanam jagung pada lokasi Pengembangan Pertanian Terpadu Berbasis Jagung di Kampung Wambes Kab. Keerom guna mendukung pemerintah daerah setempat dalam menyukseskan percapatan tanam dan pemeliharaan tanaman jagung.
Tim BSIP Papua bersama Tim TNI melakukan memeliharaan tanaman jagung dengan melakukan penyemprotan Fungisida dan Bakterisida guna pengendalian penyebaran penyakit bulai.
Salah satu OPT penting pada suatu jenis tanaman jagung, adalah Oomycetes Peronosclerospora spp. (Jamur) penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Peronosclerospora spp. menyerang tanaman masih muda, gejala mulai ditemukan saat tanaman berumur 2-3 MST. Penyakit dapat dikenali dengan terbentuknya struktur jamur menyerupai tepung pada permukaan daun. Daun pada tanaman terinfeksi bulai mempunyai bercak-bercak klorotis kecil-kecil. Bercak ini akan berkembang menjadi jalur yang sejajar dengan tulang induk berwarna putih sampai kekuningan pada permukaan daun. Ciri lainnya, pada pagi hari di sisi bawah daun terdapat lapisan tepung berwarna putih. Gejala yang ditemukan jika perakaran tanaman jagung dicabut terlihat ada akar menggerombol tidak berkembang sehingga mengganggu proses transfer hara ke daun dan seluruh tanaman sehingga tampak pucat.
Teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah melalui teknik budidaya tanaman, penggunaan varietas tahan, eradikasi, perlakuan benih, penghindaran penyakit dan peraturan karantina tanaman. Tanaman jagung paling rentan terkena bulai pada saat tanaman mulai berkecambah hingga tanaman berumur 5 minggu setelah tanam. Penyakit bulai banyak berkembang pada waktu peralihan musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya.
Tim Kementan (BSIP Papua, Dj. TP dan Dj. PSP) mendampingi pula percepatan penanaman jagung bersama Tim Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kab. Keerom. Semangat penyuluh menyelesai taget tanam seluas 20 ha dalam minggu ini. Kendala dalam penyelesaian tanam ini yaitu curah hujan yang turun selama seminggu ini yang mengakibatkan tekstur tanah menjadi basah dan lengket. Alat tanam yang digunakan menjadi terbatas yaitu secara manual atau menggunakan tugal. Semoga beberapa hari kedepan ini cuaca cerah dan penanaman bisa maksimal dengan menggunakan ATJ Implemen ataupun ATJ dorong.